Online
Scholarship Competition (OSC) adalah sebuah kompetisi beasiswa yang diselenggarakan
oleh Medcom.id beserta puluhan universitas swasta terkemuka di Indonesia. Para
pemenang dari kompetisi ini akan menerima beasiswa untuk berkuliah di
universitas swasta yang bersangkutan setelah melewati 3 tahap seleksi. Sebagai salah satu alumni OSC 2018, aku akan menceritakan sedikit pengalamanku dan berbagi tips untuk kamu yang ingin tahu seluk-beluk OSC 2018.
OSC
2018 didukung oleh 18 PTS di Indonesia, di antaranya adalah Universitas
Al-Azhar Indonesia (UAI), Universitas Gunadarma, Universitas Mercu Buana,
Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Trisakti, President University,
Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. Hamka (Uhamka), Institut Teknologi Nasional (Itenas), Universitas Kristen
Maranatha, Telkom University, Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya, Universitas Gajayana, Universitas Islam Malang,
Universitas 17 Agustus Surabaya, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), dan
Universitas Fajar.
OSC
2018 dilakukan dalam 3 tahap seleksi, yaitu tes online, tes seleksi berkas, dan
tes offline. Pendaftaran dilakukan mulai 30 Agustus hingga 2 November 2018.
Pendaftaran
Ketika
mendaftar, kita diharuskan untuk memilih satu universitas dengan satu program
studi saja, tidak diperbolehkan untuk memilih lebih dari satu universitas atau
lebih dari satu program studi. Aku memilih Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
dengan pilihan Fakultas Komunikasi dan Program Studi Strategic Communication. Pemilihan universitas dan program studi
harus dengan pertimbangan yang matang dan tidak boleh asal-asalan karena dalam
tes seleksi berkas, kita akan diminta untuk menjelaskan alasan kita memilih
universitas dan program studi terkait.
Tes Online
Tes
online merupakan proses seleksi pertama dimana kita akan diberikan 50 soal
pilihan ganda dalam waktu pengerjaan selama 2 jam. Soal yang diberikan tiap
universitas berbeda-beda dan kisi-kisi biasanya akan diberikan sekitar 2 minggu
sebelum pelaksanaan tes. Supaya tidak ketinggalan informasi kisi-kisi, jangan
lupa untuk selalu meng-update media
sosial OSC ya, karena kisi-kisi akan diinformasikan melalui media sosial OSC.
Waktu
zamanku alias OSC 2018, UMN mengujikan soal matematika, IPA, IPS, bahasa
Inggris, dan bahasa Indonesia. Ya, urutannya pengerjaannya seperti itu dan aku
gak bisa back ke mata pelajaran
sebelumnya kalau sudah submit, dan
gak bisa next ke mata pelajaran
selanjutnya kalau belum submit.
Soal-soalnya sih soal standar UN, cukup mudah kalau sudah siap UN. Tapi, aku
yang saat itu belum siap UN agak kaget dan banyak ngeluh ngerjainnya. Alhamdulillah-nya,
beberapa soal matematika ada di Google, kebanyakan sih dari buku-buku UN di
Play Store.
Oh
ya, FYI aja, jangan mentang-mentang judulnya IPA, berarti soalnya bakal ada
biologi, fisika, kimia, atau mentang-mentang judulnya IPS, berarti soalnya
bakal ada sejarah, sosiologi, ekonomi, geografi lho ya. Aku kira awalnya gitu.
Tapi, setelah ngerjain tes online, ternyata soal IPA-nya fisika semua dan soal
IPS-nya ekonomi semua. Duh, itung-itungan semua.
Jangan
lupa untuk siap sedia di depan layar smartphone
atau laptop kamu setidaknya 15 menit
sebelum mulai tes. Waktu tahunku, tes online dibagi jadi 2 sesi yaitu pukul 10—12
untuk universitas tertentu dan 13—15 untuk universitas lainnya. Informasi sesi
tes tersedia di social media OSC, kok. UMN kebagian sesi pertama. Aku yang
ngotot mau ngerjainnya di Perpusnas di Jalan Medan Merdeka, Jakarta, dengan
dalih mau mencari koneksi internet yang lebih baik ternyata telat karena
temanku tiba-tiba mau ikut ke Perpusnas. Aku yang udah tiba di Stasiun Pondok
Cina pukul 08.55 terpaksa harus menunggu temanku yang baru OTW hingga pukul
setengah 10. Akhirnya, kami baru sampe di Perpusnas pukul 10.26. Akibatnya,
waktu pengerjaan kami terpotong sekitar setengah jam-an. Apalagi, koneksi
internet Perpusnas saat itu ternyata lagi jelek. Aku jadi terpaksa pakai kuota
sendiri. Kalau begitu, ngapain jauh-jauh ke Perpusnas sampe jadi telat gini?
Duh, jadi curhat deh, wkwk. Pokoknya, jangan telat ya!
Seleksi Berkas
Alhamdulillah,
karena skill browsing-ku waktu tes
online, aku bisa lolos ke tahap selanjutnya: seleksi berkas. Setelah dinyatakan
lolos, pihak OSC akan meminta kita untuk mengirimkan berkas-berkas secara
online. Waktu tahunku, berkas-berkas yang dikirimkan yaitu:
1. Pas foto diri
2. Surat keterangan kelakuan baik dari sekolah atau SKCK dari Kepolisian RI (satu aja)
3. Hasil UN SMP
4. Rapor kelas 10 dan 11 SMA
5. Kartu identitas (kartu pelajar atau KTP)
6. Kartu keluarga
7. Surat keterangan bebas narkoba (SKBN)
8. Sertifikat-sertifikat
9. Formulir peserta OSC yang tersedia di website
Sekadar
untuk perbandingan bagi kamu yang lolos ke tahap seleksi berkas, hasil NEM UN
SMP-ku adalah 37,7 dengan rincian bahasa Indonesia 90, bahasa Inggris 92,
matematika 95, dan IPA 100. Rata-rata nilai pengetahuanku untuk kelas 10
semester I adalah 88,5 dan semester II 89,6. Sedangkan untuk kelas 11 semester
I adalah 90 dan semester II 91. Untuk sertifikat, karena tidak ada ketentuan
jumlah ataupun jejang, aku mencantumkan segala jenis sertifikat yang aku punya,
bahkan termasuk sertifikatku sejak SD. Sertifikat-sertifikat lainnya yang
kukirim mencakup sertifikat juara 1 lomba desain poster FLS2N tingkat kota,
sertifikat language proficiency test,
sertifikat les bahasa, sertifikat peserta lomba, dan bahkan hanya sertifikat
ikut seminar pun aku ikut kirim. Pokoknya, segala jenis sertifikat.
Untuk surat keterangan bebas narkoba, kamu bisa mendapatkannya dengan melakukan tes
urin di rumah sakit-rumah sakit tertentu. Biasanya, rumah sakit yang buka jasa
pembuatan SKBN ini adalah RSUD alias Rumah Sakit Umum Daerah. Aku mendapatkan
SKBN ini di RSKD (Rumah Sakit Khusus Psikiatri dan Gangguan Zat Adiktif) Duren
Sawit dengan biaya Rp295.000,00. Surat keterangan bebas narkoba ini bisa kamu
dapatkan langsung di hari itu juga. Namun, perlu diperhatikan karena beberapa
rumah sakit hanya menyediakan pelayanan pembuatan SKBN di weekdays saja.
Untuk
formulir peserta OSC, pada tahunku, aku diminta untuk mengisi data diri seperti
nama, TTL, alamat, hobi, bahasa yang dikuasai, nilai rata-rata rapor, dan
prestasi. Ada juga kolom data orang tua yang berisi nama, pekerjaan, alamat,
dan penghasilan orang tua; data sekolah yang berisi nama sekolah, jurusan, nama
wali kelas, nama kepala sekolah, alamat sekolah, dan nomor telepon sekolah;
serta kolom universitas yang dituju yang mencakup nama universitas, fakultas,
program studi, dan alasan memilih universitas dan program studi terkait.
Tes Offline
Aku
yang disibukkan dengan kegiatan sekolah dan organisasi sampai lupa melihat
pengumuman tes seleksi berkas. Aku juga gak tahu kalau aku dikirimi email
notifikasi dari UMN bahwa aku dinyatakan lulus tes seleksi berkas dan harus
melakukan konfirmasi kehadiran di tes final OSC sebelum Rabu, 12 Desember 2018
pukul 15.00. Aku gak ingat apakah aku baru buka email itu hari Rabu lewat pukul
15.00 atau bahkan baru di hari Kamis. Yang jelas, aku ingat bahwa aku
membukanya setelah waktu batas konfirmasi berakhir. Namun, aku dengan panik
segera mengisi Google Form konfirmasi kehadiran walaupun sudah melewati batas
waktu pengisian. Kemudian, aku menerima email dari UMN: terima kasih sudah
melakukan konfirmasi kehadiran untuk tes offline, sampai bertemu di final test beasiswa OSC UMN 2018! Ternyata,
walaupun telat, aku tetap bisa konfirmasi. Aku pun lega.
Tes
offline diselenggarakan pada Kamis, 20 Desember 2018 di Balai Kartini, Jalan
Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta. Acara dimulai pukul 08.00. Tes dilaksanakan
di ruangan besar yang diberi sekat-sekat untuk membatasi ruang tes tiap
universitas. Jadi, tiap-tiap universitas memantau tesnya masing-masing.
Tiap bilik universitas dibatasi sekat. |
Di luar perkiraan, tes UMN dilakukan secara online. Duh, padahal judulnya tes offline ya? Wkwk. Jadi, peserta diminta untuk mengerjakan tes melalui website UMN dengan menggunakan laptop atau handphone. Pihak UMN menyediakan Wi-Fi, tapi lebih baik sih pakai kuota sendiri karena koneksinya kurang baik. Selain itu, karena masalah teknis di website UMN, kami jadi mulai lebih telat daripada peserta universitas lain. Oh ya, kami juga diizinkan untuk menggunakan kalkulator lho. Tapi, sepertinya, universitas lain tidak ‘sesantai’ UMN. Temanku yang tes di Universitas Gunadarma bercerita bahwa mereka mengerjakan tes dengan kertas dan pensil 2B, dan tanpa kalkulator.
Setelah
tes tulis adalah waktu istirahat. Kami dapat makan siang box. Oh ya, sebelum tes, peserta tes UMN juga dapat merchandise lho. Ada kaos UMN, notebook, goody bag, dan pulpen. Walaupun tidak semua universitas memberikan merchandise khusus ke pesertanya seperti
UMN, semua peserta mendapatkan kaos OSC yang wajib dipakai saat Awarding Night.
Tes Wawancara
Setelah
waktu istirahat, kami kembali ke bilik UMN untuk tes wawancara. Ada juga
universitas yang mengadakan tes wawancara sebelum waktu isitirahat karena waktu
yang kosong setelah tes tulis. Untuk wawancara UMN, kami diminta kesadarannya
untuk maju sendiri. Siapa yang mau duluan, silahkan. Aku sih gak mau belakangan
biar deg-degannya gak kelamaan.
Pertanyaan
yang diajukan cukup sederhana dan waktu wawancara per orang rasanya sangat
singkat. Kakak yang mewawancara juga cukup ramah. Berikut beberapa pertanyaan yang aku ingat,
1. Perkenalan
diri
2. Tau
OSC dari mana?
3. Tau
UMN dari mana?
4. Kenapa
pilih UMN?
5. Pilih
jurusan apa? Alasannya?
6. Gimana
nilaimu di sekolah?
7. Hobi
kamu apa?
8. Bagaimana
hobi kamu bisa mendukung jurusan yang kamu pilih?
9. Pernah
dapat prestasi apa?
10. Apa
yang kamu lakukan kalau dapat beasiswanya?
Pokoknya,
pede aja. Tunjukkan bahwa kamu serius dan layak untuk dapat beasiswanya, gak
akan jadi malas-malasan waktu kuliah mentang-mentang dapat beasiswa, dan tahu
betul seluk-beluk jurusan dan program studi yang kamu pilih.
Setelah
tes wawancara, kami dibebaskan. Ada performance
kampus dari pukul 3 hingga 6 sore yang diisi dengan penampilan dari berbagai
kegiatan mahasiswa di universitas mitra OSC seperti drama, nyanyi, tari, atau
bahkan beatboxing. Atau kalau mau
nongkrong sebentar di mall sambil menunggu waktu Awarding Night juga gak
masalah. Pokoknya, bebas. Oh ya, sore-sore menjelang waktu maghrib, kami diberi
nasi box lagi untuk makan malam.
Awarding Night
Kira-kira
sebelum waktu isya, sambil mengenakan kaos OSC yang wajib dipakai, kami
memasuki aula untuk Awarding Night yang letaknya terpisah dengan aula yang
sebelumnya kami gunakan untuk tes. Di rundown,
Awarding Night seharusnya mulai pukul 18.30. Tapi, acaranya ngaret hingga
sekitar pukul 20.00. Pengumuman pemenang dimulai dari universitas yang letaknya
jauh-jauh dari Jakarta. Universitas yang letaknya di Jakarta dan sekitarnya,
termasuk pula UMN, diumumkan akhir-akhir.
Setelah
Universitas Gunadarma, UMN akhirnya diumumkan. Alhamdulillah aku meraih
peringkat pertama di UMN. 20 pemenang beasiswa UMN pun maju ke depan. Kami diberi
sertifikat dan disalami rektor UMN, lalu foto bersama. Karena sudah sangat
larut, hampir pukul 12 malam—padahal di rundown
hanya sampai pukul 11—aku langsung pulang setelah menerima hadiahnya. Padahal,
setelah pengumuman semua universitas, masih ada penampilan dari guest star, yaitu endahnrhesa.
Dua puluh pemenang OSC UMN. |
Dapat Handphone
Hadiah
yang diberikan untuk pemenang OSC yaitu berupa,
·
Smartphone
Realme C1
·
Bebas uang pangkal (biaya masuk) 100%
·
Beasiswa S1 hingga lulus, untuk 8 semester
berturut-turut (syarat dan ketentuan berlaku)
·
Sertifikat OSC 2018
Namun,
tiap-tiap hadiah yang diberikan tergantung dari peringkat dan universitas
masing-masing. Pertama, smartphone
hanya diberikan kepada peringkat pertama tiap-tiap universitas. Kedua, besarnya
potongan uang pangkal yang diberikan semakin kecil dengan semakin rendahnya
peringkat. Misalnya, untuk aku yang meraih peringkat pertama mendapat bebas
uang pangkal 100%. Untuk peringkat kedua mendapat bebas uang pangkal 75% (ini cuma
contoh lho ya). Lalu, pemberian beasiswa 8 semester bergantung kebijakan
tiap-tiap universitas. UMN memberikan beasiswa 8 semester hanya untuk program
studi teknik komputer dan informatika saja sehingga aku yang memilih program
studi strategic communication hanya
mendapat beasiswa untuk semester pertama. Jadi, sebelum menentukan universitas
dan jurusan, cari tahu banyak-banyak informasi mengenai rincian beasiswnya dulu
ya!
Informasi
lebih lengkap mengenai OSC bisa kamu temukan di https://osc.medcom.id
atau di Instagram OSC @osc_medcom
Terima
kasih telah membaca, semoga bisa membantu. Semangat untuk kamu yang akan
menghadapi tes! Jangan lupa berdoa ya!!
2 Komentar
Kak boleh tau kisi kisi ditahun kakak apa aja?
BalasHapuskak mau tanya, untuk tes offlinenya kisi2 soalnya kayak tes online gak
BalasHapus